Family Stories

Sapaan Si Demam Berdarah Di Hari Nan Fitri

Di hari yang fitri ini, kami mengucapkan :

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمنٌِكُمٌ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمٌ كُلُّ عَامٍ وَ

أَنْتُمْ بِخَيْرٍ اَللّهُمَّ اجٌعَلٌنَا مِنَ الٌعَاءِدِيٌنَ وَالٌفَاءِزِيٌنَ˚

Taqobbalallaahu minna wa minkum shiyaa mana wa shiyaa makum kullu amin wa antum bikhoir Allaahumaj’alnaa minal ‘aa-idiin wal faa ‘ii-ziin.

Semoga Alloh menerima ibadah kami dan ibadah kalian.
Puasa kami dan puasa kalian.
Dan semoga Alloh Ta’aala selalu memberikan kebaikan kepada kita sepanjang tahun dan selamanya.

Aamiin.

Biasanya saya dan suami selalu excited menyiapkan kalimat bahkan foto yang bertuliskan untaian doa dan maaf untuk rekan-rekan melalui sosmed.

Namun, tahun ini berbeda.

Kaka Ai, putri pertama kami sedang demam sejak 3 hari menjelang lebaran. Fokus saya sudah hilang kemana-mana. Hanya memikirkan kaka, yang mendadak menjadi pendiam dan hilang nafsu makan-minum.

Yang bahaya lagi, selain demamnya meninggi dan tak kunjung turun meskipun sudah minum obat paracetamol, bibir kaka menjadi pecah-pecah parah. Seperti sawah yang sedang mengalami kekeringan. Hingga kaka kadang gemas dan mulai gigit-gigit bibir hingga berdarah.

Sudah berobat ke dokter dekat rumah seperti saran kaka perempuan saya (kebetulan beliau berprofesi seorang perawat) dan hanya diberi obat puyer (racikan dokter itu sendiri) dan obat demam (lagi-lagi paracetamol, namun dengan merk dagang yang berbeda). Setelah diminumkan berkala, esoknya tak tampak perubahan. Kaka tetap lemas ditambah lagi ada adegan tambahan yakni menangis!

Tidak biasa kaka menangis saat minum obat. Ia anak yang penurut dan tidak rewel. Terlebih saat sedang sakit begini.

Ketika Hari Idul Fitri yang dinanti tiba . . .

Saya sudah sangat optimis kaka sehat. Demam memasuki hari yang ke empat. Karena nampaknya demam sudah turun.

*maafkan mama, nak…
Karena saat di mengukur suhu badan kaka, mama hanya menggunakan tanganmeter, bukan termometer. Huuhuu….Jadi sekali lagi, demam turun hanya ilmu kira-kira alias feeling seorang mama.

Tidak saya ajak sholat di lapangan, karena kaka tiba-tiba merasa lemas (lagi) dan hanya mampu meringkuk di tempat tidur sambil minta dipakaikan selimut biru favoritnya. Lalu saya pun memutuskan untuk tidak memaksakan berangkat, dan hanya menyiapkan keperluan suami beserta anak saya yang kecil, Hana, untuk ikut sholat Ied.

Lepas sholat, kami melaksanakan tradisi sungkem kepada Bapak dan Ibu. Para mas mas mba serta keponakan. Saya dan suami serta anak-anak. Dan kami pun bersiap silaturrahim ke rumah eyang buyut di daerah Kupang Praupan, Surabaya.

Feeling saya memburuk ketika di rumah eyang, kaka hanya mau minum seteguk susu coklat dan makan satu potongan kecil sosis dari cap cay masakan tante. Kaka hanya tiduran di pangkuan saya sambil memejamkan mata. Saya yakin kaka tidak tidur, hanya sedang memendam rasa sakitnya.

Kami yang kuatir (terutama Abi) segera memutuskan untuk membawa kaka ke Rumah Sakit kepercayaan kami.

Baca juga : [Review] Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya.

Dan dokter umum yang berada di IGD pun menyarankan kaka untuk diambil darah. Hanya setengah jam, hasil yang dinanti pun tiba. Lemas rasanya ketika tahu kaka terkena DB (Demam Berdarah Dengue) dan disarankan untuk rawat inap. Karena demamnya memasuki fase kritis.

siklus-dbd
source : lachicchattenoir. wordpress.com

Ciri-ciri Demam Berdarah Dengue :

  1. Demam tinggi (bisa mencapai 40° C) bahkan tidak turun ketika sudah diminumkan obat penurun panas sekalipun.
  2. Biarpun sedang demam, penderita DBD akan merasa kedinginan/menggigil.
  3. Hilang nafsu makan dan minum.
  4. Disertai linu badan, sakit kepala dan kadang bisa terjadi pendarahan (mimisan atau pup berdarah).
  5. Adanya bintik merah.
    Ini saya pun kesusahan membedakan bintik merah bekas gigitan nyamuk biasa dengan gigitan nyamuk Aedes Aegepty.

Namun tips dari dokter anak di RSI adalah dengan mengikat tempat yang dicurigai bekas gigitan nyamuk Aedes Aegepty (biasanya gigitan di lengan) menggunakan tali dengan agak kencang selama (kira-kira) 1 menit. Lalu lepaskan. Bila bintik merah tidak hilang, malah muncul makin jelas, maka itu sudah dipastikan bekas gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Dan biasanya jumlah bintiknya tidak satu, namun beberapa dan berkelompok.

Penyebab DBD adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty. Nyamuk ini bisa tumbuh dan berkembang di genangan air. Baik genangan air bersih atau air kotor. Biasanya bersemayam di tempat yang gelap dan hangat. Maka dari itu, sangat disarankan untuk menghilangkan kebiasaan menggantung baju-baju kotor. Itu akan menjadi tempat favorit para geng nyamuk.

Pertolongan Pertama Untuk Penderita DBD.

  • Memberikan cairan pada penderita DBD.
    Karena pada umumnya penderita DBD menjadi susah makan dan minum, maka berikan cairan dalam bentuk apapun. Sebaik-baik minuman adalah air bening siih…tapi kalau terasa pahit, bisa juga diberikan air madu, jus jambu, jus sari kurma, ataupun minuman pengganti cairan ion tubuh.
  • Mengompres dengan air hangat pada bagian lipatan tubuh (ketiak, leher, dan pangkal paha).
    Pada demam lebih dari 40° C dikhawatirkan kejang. Efek dari kejang ini bisa mempengaruhi syaraf otak. Ngeri banget!
  • Terakhir,
    Jika demam tidak turun dalam 3 hari, atau sebelum 3 hari demamnya disertai muntah atau BAB berlebihan, maka segera bawa ke Rumah Sakit untuk dirawat.

 

Sedikit cerita lagi, ketika demam kaka tidak turun hingga hari ke empat, dokter segera menangani dengan memberi obat (nama merk dagangnya Norages, 2 ml) melalui suntikan. Dan hanya sekali suntikan dalam waktu 1 jam, demam kaka langsung turun drastis. Sempat ada kekhawatiran, namun atas info sepupu (yang profesinya juga seorang dokter), justru pemberian obat yang terbaik adalah langsung melalui pembuluh darah, setelah itu obat melalui dubur.

Logikanya,
pemberian obat dengan cara diminum akan lebih lama diserapnya oleh tubuh karena mengalami banyak proses dan perjalanan. Kalau di suntik, obat langsung tersebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.

Dan pemeriksaan yang paling penting untuk penderita DBD adalah jumlah trombosit melalui pengambilan sampel darah. Pertama kali dokter memutuskan kaka untuk rawat inap di Rumah Sakit karena jumlah trombosit kaka mulai turun di bawah 100.000 per mm³. Dan jumlah trombosit ini akan terus menurun sampai titik terendahnya. Tak perlu khawatir, hanya perlu terus dipantau asupan gizi dan pembuluh darah kapiler dalam tubuh (apakah pecah atau hanya rembes). Karena itu, pengambilan sampel darah tetap dilakukan untuk beberapa hari ke depan.

diagram

Dari diagram yang saya buat berdasarkan hasil tes darah yang sudah dilakukan, tampak perubahan yang significant setelah jumlah trombosit berada pada titik terendahnya. Karena memang fasa itulah yang harus dilewati dari penderita DBD.

  • Fase Demam (terjadi pada hari pertama sampai ke tiga)
  • Fase Kritis (demam paling tinggi dan kalau tidak ditangani dengan benar, akan terjadi pendarahan)
  • Fase penyembuhan (demam mulai terkontrol dan nafsu makan membaik)

Dengan mengantongi ijin dari dr. Zahrah Hikmah, Sp. A, alhamdulillah kaka sudah boleh pulang setelah menginap di Rumah Sakit selama 6 hari lamanya. Keceriaan tampak di wajah kaka…^^

Barakallah,
Semoga senantiasa dilimpahkan kesehatan dan tidak terulang lagi ujian yang sama.
Aamiin.

 

Sekian kisah mudik kami sekeluarga di Surabaya.

mudik

Salam hangat,
lendyagasshi

3 thoughts on “Sapaan Si Demam Berdarah Di Hari Nan Fitri

  1. Teh, Lendy baru baca ini -__-
    ini blog masih dibuka ya.
    Barakallah ya. Alhamdulillah kalau sudah sehat, iya semoga jadi pelajaran, juga buat yang belum mengalami semoga tidak kebagian. Sedih ngeliat wajah sayunya itu Teh

    Liked by 1 person

Leave a comment