Alhamdulillah,
Kemarin di kelas Matrikulasi, kami berkesempatan menimba ilmu dari seorang Bapak – 3 orang anak hebat serta suami dari seorang Ibu Profesional, Bunda Septi Peni Wulandani.
Waktu yang diberikan untuk berbincang lebih dekat ini, kami gunakan untuk mengeluarkan uneg-uneg kami sebagai seorang Ibu dan Istri kemudian Pak Dodik menjawab dari perspektif seorang Bapak Profesional.
Berikut pertanyaan beserta jawaban yang telah saya rangkum. Semoga bermanfaat ^^
1. Bagaimana memotivasi suami supaya tergerak dalam memahami anak-anaknya? Selama ini menganut quality time..
Padahal mau saya,suami juga dapat mengalami perasaan tertekan saat lihat anak tantrum atau badmood,dsbnya. Bukan hanya berikan kesenangan dan ketenangan sejenak.
Jawab :
Ngobrol Bu. Sampaikan secara jelas apa yang Bunda rasakan dan Bunda harapkan untuk dilakukan suami. Jangan beranggapan suami sudah ‘seharusnya’ tahu.
Perbanyak aktivitas bersama untuk berbagi rasa.
2. Berbicara tentang karakter Tabligh…yaitu level paling tinggi dalam kepemimpinan.
Apakah perempuan/istri/ibu perlu memiliki karakter tersebut..??
Jawab :
Apakah ada yang melarang/membatasi?
3. Sampai sebatas mana seorang perempuan/istri/ibu boleh memiliki, mendominasi karakter tersebut agar tidak bertentangan dengan pandangan agama..??
Jawab :
Berkaitan dengan fikih Bunda silakan tanya kepada ahlinya.
Pandangan saya menyatakan bahwa yang dilarang hanya sedikit (berkaitan dengan menjaga kehormatan perempuan dan ketaatan kepada suami). Lebih banyak hal-hal yang bisa dieksplorasi dan dilakukan.
4. Apa penilaian bapak tentang perempuan yang abisius..??
Jawab :
Ambisius bagus. Jaga adab.
5. Bismillah, Pak Dodik.
saya dan suami baru belajar bagaimana mengkonsep pendidikan bagi anak-anak kami dan mulai merapikan perencanaan keuangan, rumah, dan lain-lain.
Saran Bapak, dengan kondisi kami yang agak telat memulai, baiknya kami start memperbaiki bagian pendidikan dulu atau kekuatan keluarga dulu manage keuangan, diri masing-masing dan lain-lain, karena kalau manage keluarga belum baik juga nanti kurang fokus ya..
Makasih pak atas jawabannya.
Jawab :
Mulai dengan membereskan/menyelesaikan urusan diri dan pasangan. Jalin komunikasi yang hangat dan clear. Hal-hal lain berjalan beriringan. Mana yang mesti didulukan? Obrolkan skala prioritasnya bersama sekeluarga.
6. Assalamualaikum
Pak Dodik bagaimana menstimulasi suami untuk berperan aktif dan berproses bersama?karena selama ini suami tinggal baca draft yg saya ajukan, setelah itu kami diskusikan dan kami putuskan bersama.
Saya inginnya dari penyusunan sampai akhir suami turut serta.
Jawab :
Lihat atas ya Bu.
7. Assalamualaikum pak Dodik, bagaimana cara membangun kedekatan emosional antara anak dan ayah yang selama ini pak Dodik terapkan dengan anak-anak ?!
Terimakasih Pak
Jawab :
Banyak-banyak melakukan kegiatan bersama, ngobrol bareng dan kegiatan-kegiatan santai sekeluarga. Pakai berkelahi-kelahi dikit ndak apa-apa, biar seru heheeee.
8. Ijin bertanya pak
Bagaimana cara menghadapi anak pertama yang serba bisa dan selalu ingin tau dan kadang saya suka bingung belajar apa lagi ya?
Anak saya (8thn) sudah mandiri, sekarang kelas 4 SD.
Daya imajinasinya sudah jauh karena saya selalu curhat dan ngobrol bareng, belajar dan main bareng tapi beda banget sama adik nya yang kesannya santai, kurang cepat seperti kaka nya, bagaimana harusnya saya dan suami menyikapi anak-anak kami Pak, mohon masukannya.
Jawab :
Pertama, bersyukur.
Terima ananda lengkap dengan segala keunikannya.
Kedua, pantang membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya.
Ketiga, dampingi senantiasa ananda. Tidak harus menjadi ibu yang serba tahu, melainkan ibu yang selalu hadir, mau mendampingi ananda menjelajahi rasa ingin tahunya.
9. Assalamualaikum pak Dodik.
Saya minta penjelasan tentang apa dan bagaimana prosedur family design? Kemudian tentang apa dan bagaimana core values family juga…
Jawab :
Ada di materi Family Strategic Planning.
10. Pak Dodik, apakah Bu Septi selama jadi istri bapak pernah kepoin segala urusan bapak? Atau ngecek hape bapak mungkin.
Satu lagi, selama usia pernikahan Bapak dan Bu Septi. Pada tahun keberap riak-riak rumah tangga datang menyapa?
Jawab :
Ngga perlu dikepoin. HP saya kan punya Bunda heheee
Gelombang agak besar biasanya ada pada periode 6 tahun dan kelipatannya. Tidak selalu, namun kami waspada.
11. Assalamu’alaikum.
Pak Dodik, saya mau mengajukan pertanyaan mendasar.
Bagaimana langkah-langkah visi misi keluarga? Kalau boleh tau dulu Bapak membuat visi misi keluarga sejak kapan?
Jawab :
Untuk keluarga, misi itu ditemukan bukan direka-reka/dibuat. Maka berproseslah sekeluarga untuk dapat menemukannya.
Caranya?
Perbanyak kegiatan, perbanyak obrolan bersama, perbaiki temuannya setiap saat…, nanti lama-lama kan ketemu. InsyaAllah.
Visi itu sebuah harapan. Memberi panduan langkah yang perlu dilakukan.
12. Suami saya tipekal suami yang urusan rumah tangga itu hanya di urus sama istri, suami taunya hanya cari nafkah saja. Bagaiman caranya agar suami mau terlibat langsung mengasuh anak-anak?
Memang saat ini kami sedang menjalani hub LDM pak. Jadi mgkn suami lebih fokus ke cari nafkahnya
Jawab :
Lihat atas ya Bu.
13. Malam pak Dodik, bisa dishare bagaimana menyusun family strategic planning? Itu yg sampe sekarang saya masih bingung. Terima kasih sebelumnya pak.
Jawab :
Kerjakan saja Bu. Semengertinya seperti yang didapat di sesi Family Strategic Planning.
Hal-hal spesifik yang Bunda kesulitan silakan didiskusikan dulu sekeluarga. Jika masih kesulitan, Bunda perlu hadir di sesi kopdarnya.
14. Assalamu’alaikum Pa Dodik,
Saya sedang butuh banget pandangan dari sudut pandang seorang suami.
Saya ibu 2 anak insyaAllah menuju 3 saya juga bekerja di ranah publik setiap hari bawa anak bekerja dan Suami saya aktif mengajar.
Dalam hal mendidik anak dan mengurus rumah tangga, suami saya sudah terlibat langsung baik secara fisik maupun emosional saya sangat bersyukur akan hal tersebut.
Khusus masalah status saya yang bekerja di ranah publik, ini yang membuat saya greget.
Saya sedang menunggu mandat ” Bunda produktif di rumah saja, mendidik anak-anak dan mengurus rumah”. Tapi sampai saat ini, mandat tersebut belum turun juga.😅
Beliau sangat demokratis dan diplomatis ketika kami diskusi tentang hal ini. Kurang lebih statementnya seperti ini, “Ayah mendukung apapun keputusan yang bunda ambil, yang penting kita jaga tujuan pernikahan kita terkait pendidikan anak dan urusan rumah tangga. Namun yang jelas, ayah tidak mau mematikan kreatifitas bunda”.
Baiknya bagaimana ya pak? Sementara saya sudah sangat greget ingin resign.
Terima kasih 🙏🏻
Jawab :
Yakin jika resign akan lebih baik? Lebih mulia?
Suami Bunda keren 👍.
Dengarkan dan patuhi.
15. Pak ada pertanyaan yang tertinggal 😁🙏🏻
* Mulai usia berapa bapak mentraining mas Elan untuk bisa mandiri finansial? Dan hal apa saja yang harus dipersiapkan?
Mengingat mas Elan anak laki-laki yang nantinya memikul tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Jawab :
Bunda jangan menggunakan patokan usia biologis, gunakan patokan kesiapan psikologis.
Urusan utama anak-anak adalah kemandirian dan tanggung jawab. Latihannya sejak lahir, melalui hal-hal sederhana sesuai perkembangan mereka.
** Bagaimana metode pendekatan bapak kepada mas Elan yang saat ini sudah memasuki usia aqil baligh selain memperbanyak aktivitas untuk meningkatkan bonding?
Jawab :
Saya belajar untuk memberi kepercayaan kepadanya menyangkut dirinya. Kemudian bersama-sama memonitor dan mengevaluasi atas komitmen yang telah ditetapkannya.
16. Assalamualaikum Pak Dodik..
Bagaimana cara membangun fitrah anak agar tidak mudah terpengaruh dunia luar dan teguh berpendirian seperti yang diajarkan ayah bunda di rumah?
Terimakasih 🙏
Jawab :
Beri teladan, banyak ngobrol tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Berikan gambaran, gunakan kisah dan persedikit yang sifatnya indoktrinasi atau mendiktekan hal-hal tersebut.
Tunjukkan dengan jelas konsekuensi atas komitmen yang dibangun selama ngobrol tersebut. Tunjukkan bahwa ayah bunda juga konsisten mematuhinya.
17. Assalamualaikum Pak Dodik,
ijin bertanya bagaimana caranya mengarahkan emosi anak yang meledak ledak agar lebih terarah, kadang jika keinginan tidak terpenuhi bisa sangat marah (5 thn)?
Bagaimana cara saya menghadapi saat anak dlm keadaan seperti itu?
Terima kasih.
Jawab :
Ini tentu ada penyebabnya. Cermati dan selesaikan. Bisa jadi ortu perlu menggunakan pola komunikasi yang berbeda terhadapnya. Jika perlu silakan menghubungi psikolog untuk mendapatkan bantuan.
18. Pak Dodik, mengapa tidak menggagas untuk membuat institut suami agar transfer nilai positif dalam membangun keluarga antar sesama pria lebih mudah dilakukan?
Jawab :
Sudah ada yang menangani. Banyak. Silakan googling.
19. Pak Dodik, bagaimana prosesnya mengarahkan mbak Enes dan mbak Ara hingga bisa terjun dan memiliki usaha sendiri? Apakah harus orang tua yang memberi modal finansial dulu?
Jawab :
Modal finansial bukan yang utama (dan kami belum memberikan kepada keduanya. Nunggu proposal mereka heheee).
Saya tidak mengharuskan anak-anak memiliki usaha sendiri. Itu pilihan.
Menjadi profesional juga boleh. Tidak apa-apa.
20. Alhamdulillah, dimata kami Bapak dan Bu Septi telah menjadi teladan orangtua yang baik, menurut bapak, tantangan-tantangan terberat apa yang pernah dihadapi ketika membangun semua itu.
dan apa saja yang masih kurang menurut bapak dalam membina keluarga serta mendidik anak.
** Mengenai pola komunikasi sebaiknya komunikasi seperti apa yang diterapkan?
Jawab :
Gunakan yang cocok dengan keluarga Bunda. Membangun kesepahaman, menyatukan pandangan. Itu tantangan menarik.
Menyukseskan mimpi Bunda-bunda sekalian.
21. Pa Dodik, punten bagaimana kah proses membangunan jiwa kepemimpinan pada anak laki-laki? Dan Dimulai dari usia berapakah?
Hatur nuhun pisan pak 🙏🏻
Jawab :
Cara terbaik membangun jiwa kepemimpinan adalah dengan MENJADI pemimpin. Perbanyak aktivitas yang memungkinkannya melakukan itu.
22. Assalamu’alaikum
Pa Dodik, saya dan suami dalam kondisi pernikahan yang mengharuskan menjalani LDR. Dari perspektif seorang suami bagaimanakah menurut Pa Dodik sistem pembagian tugas yang mumpuni untuk mendidik anak-anak bersama walaupun dengan keterbatasan jarak? Mengingat dominansi ibu dalam pendidikan anak ketika Ayah bekerja, sangat besar dalam rumah.
Jawab :
Tidak ada rumus baku. Bicarakan dengan suami bagaimana sebaiknya melakukannya.
Langkah pertama, tuliskan dulu hal-hal yang perlu dilakukan.
Kemudian berbagi siapa mengerjakan apa.
23. Aslmkm Pak Dodik,
mau bertanya, tentang suami adalah kepala sekolah dan istri adalah guru.
* Bagaimana cara Pak Dodik membersamai/membimbing Bu Septi sehingga bisa seperti sekarang?
Jawab :
Waaaa ya pakai acara berdarah-darah Bu, penuh dengan air mata hahaaaa
Kami belajar untuk menerima, itu dulu.
Kemudian membicarakan apa yang ingin kami wujudkan, untuk diri, pasangan dan keluarga.
[Kata anak2, rumah kami itu kaya Student Center di kampus hahaaa]
** Bagaimana ya Pak, agar suami bisa fokus merancang “Sekolah Keluarga” atau visi dan misi keluarga dengan lebih terarah, suami antusias jika mendengar kisah tentang keluarga Pak Dodik atau keluarga homeschooler lainnya, tapi belum bisa fokus untuk merancang itu.
Jawab :
Ajak main ke tempat keluarga yang (menurut Bunda) sudah melaksanakan hal-hal itu. Biarkan melihat dan merasakan ‘hawanya’.
Bahasa kerennya mungkin seeing is believing, begitu kali ya…
24. Pak bagaimana bapak bisa memahami dan memastikan bahwa misi spesifik bapak dan ibu Septi adalah seperti yang bapak sampaikan?
Punten pak, sejak materi ketiga mengenai misi spesifik saya terus berpikir bagaimana saya menemukan misi spesifik saya 😊
Jawab :
Dengan melakukan Family Strategic Planning rutin tahunan. Kami perbaiki dari waktu ke waktu sembari dirasakan, dipikirkan dan dinikmati.
Setelah itu bermohon kepada Allah untuk petunjuknya.
25. Jadi apakah misi spesifik ini mengalami penyempurnaan dari tahun ke tahun?
Atau bisa berubah pak?
Jawab :
Sesungguhnya kita tidak tahu persis apa sesungguhnya misi/peran hidup kita. Kita hanya berupaya mendekatinya dan memahaminya.
Hanya saja apa yang sudah kita temukan dan kita yajini, jalani dengan sungguh-sungguh. Jika kemudian ternyata berubah, terima, jalani dan lakukan dengan sungguh-sungguh lagi.
26. Ngapunten ijin bertanya, Bagaimana prosesnya Pak Dodik bisa menemukan cara komunikasi yang pas dan cocok dengan Ibu septi?
Jawab :
Banyak-banyak ngobrol dan main bareng. Itu mantra manjurnya 😊
Sebuah keluarga itu ibarat sebuah Kapal Terbang. Setiap Kapal Terbang memerlukan perencanaan serta rute penerbangan untuk mencapai landasan di bandara tujuan. Tanpa perencanaan dan rute penerbangan maka landasan bandara tujuan hanya mimpi semata. Apalagi jika bandara yang dituju lebih dari satu.
Jika cuaca cerah terus, tidak bertemu badai dan topan, maka kapal terbang akan melakukan penerbangan sesuai rencana, melalui rute dan ketinggian semestinya yang direncanakan, kemudian tiba tepat waktu sampai di tujuan.
Sayangnya, jarang ada perjalanan yang benar-benar sesuai rencana, karena sepanjang perjalanan selalu ada awan comulonimbus yang harus dihindari, awan tebal yang memaksa berbelok sedikit atau menaikkan ketinggian, turbolensi yang menyebabkan guncangan dan sebagainya.
Namun selama memiliki perencanaan dan rute penerbangan, sang pilot dan co-pilot dapat selalu mengecek alat navigasi agar selalu merujuk kepada perencanaan penerbangan dan rute yang sudah direncanakan lalu mengendalikan pesawat agar kembali pada tracknya sehingga sampai ke tujuan. Mungkin tidak tepat waktu, namun setidaknya mendekati perencanaan.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa penyebab perceraian adalah karena tidak adanya MISI Keluarga dan tidak adanya Proses PENDIDIKAN di dalam sebuah keluarga.
Banyak pasangan suami istri (pasutri) yang telah menikah bertahun-tahun, namun tidak pernah menyadari Pentingnya Misi Keluarga atau Misi Pernikahan sehingga tidak merasa perlu menemukannya dan menuliskannya.
Salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk menjalani Proses Pendidikan di dalam sebuah keluarga adalah Parenting Workshop dengan tema Family Strategic Planning ini. Dalam kegiatan ini, pasangan suami istri (pasutri) secara bersama-sama dapat menentukan strategi menjadi tim yang solid, menentukan basic spirit dan goal (visi keluarga) yang ingin dicapai, track atau cara (misi keluarga) yang diterapkan untuk mencapai visi itu. Dalam workshop ini, tidak akan terlalu banyak materi karena lebih fokus ke praktek langsung.
Tetap semangat menjadi Ayah – Bunda hebat?
Sekian resume dari saya, salam hangat.
–lendyagasshi–
Mas dodi apa kabar… Aku nono rekesan….. Heeee.
Mantabbb mas dodi…..
Semoga sukses selalu.
LikeLike
Mas dodi apa kabar… Aku nono rekesan….. Heeee.
Mantabbb mas dodi…..
Semoga sukses selalu.
LikeLike