**inhale-exhale dulu yaa…
Ini kisahku, seorang penata rias yang jatuh cinta dengan idolaku sendiri, Sa Hye-jun. Berawal dari 7 tahun yang lalu….
Aku melihat seorang model yang sangat berbakat dengan tatapan mata yang hangat, membuatku jatuh cinta dalam sekejap. Ya…hanya mengidolakan seseorang, ternyata…membuatku bisa menjadi lebih kuat saat berdiri menghadapi segala macam bentuk kesulitan.
Aku, yang hanya seorang gadis dari keluarga yang tidak lengkap. Ayah Ibuku bercerai ketika aku masih berusia 12 tahun dan aku merasakan kehilangan sosok Ayah yang sangat mencintaiku. Kami terpaksa berpisah, karena aku ikut tinggal bersama Ibuku.
Ibu.
Ya….Ibuku selalu berkata bahwa tidak ingin menikahi pria miskin yang tidak bekerja. Namun, kenyataannya…di pernikahan kedua kalinya kini, Ibu kembali menikah dengan seorang pria tidak bekerja, sehingga kehidupan kami bisa dibilang serba sederhana. Sedangkan Ibu harus terus bekerja dengan segala beban yang ditanggungnya, karena kini, Ibu melahirkan anak dari suaminya yang sekarang.
Cinta.
Aku tak pernah memahami apa maknanya. Apa yang bisa membuatmu rela melakukan apa saja demi orang yang kau cintai? Aku melihat Ibuku dengan segala kesulitannya, membuatku bahkan hanya memikirkan kata “cinta” saja ku tak memiliki keberanian.
Begitu banyak pengorbanan, kesakitan dan pada akhirnya, hanya luka yang tertinggal di sana. Ku tak sanggup…. sungguh.
Aku tak mau pacaran karena itu menguras emosi dan menganggu hidupku.
An Jeong-ha
Mungkin ini alasan mengapa Ibuku memberiku nama An Jeong-ha. Pada akhirnya, aku hanya menyukai kehidupanku yang penuh ketenangan.
Kini…
Aku telah menginjak usia 26 tahun. Aku memiliki pekerjaan yang sesuai dengan keinginanku. Impianku terasa sempurna, terlebih lagi…aku telah memiliki rumah, meski masih dengan mencicilnya setiap bulan. Namun, aku bahagia dengan kehidupanku yang saat ini ku jalani.
Rutinitasku semakin sempurna karena aku suka sekali melakukan make-up basking. Bagi yang belum tahu apa itu make-up basking, mari ku jelaskan…

Make up basking adalah melakukan kegiatan mengajarkan make up kepada siapapun di jalan. Aktivitas ini menyenangkan sekali untukku, karena aku belajar mengenali kulit, wajah dan melakukan komunikasi dengan orang lain dalam waktu singkat. Walau ini kegiatan yang tidak menghasilkan uang, aku tetap rutin melakukan sepulang kerja di salon.
Sembari melakukan make up basking, aku merekam dan menjadikan konten di channel youtube pribadiku. Walau pengikutku belum banyak, tapi kami saling sapa dan akrab melakukan komunikasi di dunia maya.
Dari pengalamanku ini, aku berharap suatu hari nanti aku bisa membuka salon dan launching produk atas namaku sendiri, An Jeong-ha. Mungkinkah hal itu terjadi, diary?
Dear Diary,
Di suatu yang cerah…bosku di salon tempatku bekerja mengajakku untuk bekerja pada hari Sabtu. Yang mana, hari itu aku biasanya melakukan segala aktivitas kesenanganku, di rumah aja. Namun, aku meng-iyakan ajakan bosku dengan segera, karena pada hari itu…aku berkesempatan bertemu dengan idolaku, Sa Hye-jun.
Aku mengidolakan Hye-jun sshi bukan tanpa alasan. Dari dulu Hye-jun sshi tidak hanya memiliki wajah tampan nan rupawan, namun juga memiliki sifat yang baik, ramah dan pekerja keras dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Aku tahu…
Hye-jun sshi sama sepertiku… Ia bukan berasal dari keluarga kaya seperti dugaan kebanyakan orang karena ia tinggal di daerah Hannam-dong. Tapi keluarga biasa saja dengan seorang kakak dan Ayah Ibu serta kakeknya yang juga ramah sepertinya.
Ku pikir…
Aku tidak salah mengidolakannya. Karena ia berasal dari keluarga baik-baik dan harmonis.
Hari yang dinanti pun tiba….
Sungguh aku tak sanggup membayangkan akan datangnya hari dimana aku bisa melihat langsung dari dekat idolaku. Semoga saja….

Mengidolakan seseorang itu indah karena bukan kenyataan.
An Jeong-ha
Saat fantasi bertemu kenyataan, keadaan akan kacau.
Aku senang sekali, diary…
Betapa hatiku tidak bergemuruh hebat… Hye-jun sshi kini ada di hadapanku. Tepat.
Ku hanya mampu menatapnya dan tak mampu berkata… Ia bagaikan malaikat bagiku. Tak sedikitpun kekurangan tampak pada dirinya.
Namun aku sedih di saat yang bersamaan, diary.
Jin-joo seonseng-nim memarahiku di hadapan idolaku, karena katanya aku mengambil kliennya, Won Hye-hyo. Hatiku hancur sekali…
Ingin rasanya ku menenggelamkan diri hingga ke dasar bumi.
Aku pun berlari dan menangis tersedu…
Air mataku terus mengalir tiada henti. Aku meratapi nasibku yang malang karena menjadi orang baik.

“Bagaimana aku bisa seberuntung ini?
Aku tak menyangka bisa mendapatkan kesempatan seperti ini.“
“Ada bagusnya menjadi orang baik.
Aku harus hidup dengan bersyukur.
Namun….
Semuanya hanya omong kosong.“
…dan,
Ku merasa waktu terhenti untuk sesaat. Napasku pun terasa sulit untuk ku hembuskan. Seakan tercekat di kerongkongan.
Sa Hye-jun.
Dia menghampiriku ke tempat ini… Ada apa?
Apakah dia akan menghiburku?
Uuh!
Detik demi detik, berlalu…
Kami mengobrol hal-hal ringan, meski awalnya dimulai dengan kesalah pahaman, dan sst…aku berbohong.
Ketika Hye-jun sshi menanyakan apakah aku fansnya?
Aku malu sekali…seakan tak mampu berkata apapun… Dan Hye-jun terus saja mendesakku bahwa ia mengerti kalau aku memang fansnya. Karena fans Hye-jun biasanya adalah yang pekerja keras, seperti dirinya.
Dengan berat ku menyangkalnya…
Aku berkata bahwa aku adalah fans Hye-hyo, sahabatnya yang juga model. Aku mengagumi Hye-hyo bahkan di handphoneku, aku memasang foto mereka berdua, Hye-jun dan Hye-hyo. Dan seketika itu juga, aku melihat tatapan sedih Hye-jun ku.
“Haah?
Apakah ia berharap aku mengaguminya?“

Dear diary,
Apakah setelah ini kami akan bertemu lagi? Semoga suatu hari nanti… harapku kan terwujud. Melihatnya bersinar, karena ia memang terlahir sebagai bintang.

Aku suka membuat orang lain bersinar.
An Jeong-ha, episode 9
안녕히 가세요~
annyeonghi-gaseyo