Rumah Belajar IIP Bandung

[Family Expo] Mini Perak 2016

Acara yang digagas oleh para Alumnus Perak (2016) ini dilaksanakan di rumah Ketua Institut Ibu Profesional Bandung, teh Nisa Nur’arifah dan kang Ahmad Dzaki, yang beralamat di Ciganitri, Komplek GBA, Bandung.

Senangnya bersilaturahim bersama sahabat-sahabat keluarga hebat IIP. Rasanya bisa mengubah energi negatif menjadi positif setelah re-charging di Rumah Belajar Fun House. Dalam rangka launching RB perdana itu jugalah, saya dan keluarga (lagi-lagi) hanya bermodalkan makanan *eh…tekad, menghadiri acara kece ini.

Entah saya pendaftar ke berapa saat broadcast dari teh Nca mengudara di grup fasilitator. Yang pasti untuk menghadiri acara super keren ini, harus dengan tim lengkap. Abi – Mama – dan kedua putri kami. Setelah (sedikit) memaksa *upps…merayu suami dan anak-anak, mereka pun akhirnya luluh dan setuju untuk menemani mama belajar. Meskipun pada akhirnya yang belajar adalah seluruh keluarga.

Acara dibuka dengan penampilan drama dari keluarga Bubu Wiwik Wulansari dan Kang Indra yang menceritakan tentang hal yang paling dekat dengan keseharian. Judulnya “Menyambut Ayah Pulang Kerja”. Simple. Tapi maknanya sangat dalam. Melalui drama ini Bubu seolah ingin menunjukkan “Bagaimana berkomunikasi dan kerjasama dalam rumah tangga” beliau. Sukka….Trio Fa (Farid, Fatin, dan Fatih) sudah pintar beradu akting dan menghapal dialog. Meskipun saya yakin, banyak improvisasi di dalamnya. Apalagi ketika Bubu melantunkan ayat demi ayat surah Ar-Rahman dan diakhiri dengan suara Fatin yang imut….terharu saya dibuatnya. Anak semungil itu saja sudah hapal Ar-Rahman….

Kemudian terdengar bel berbunyi.
Ting tooong….
“Wahh…itu pasti Ayah, dek…”. Begitu kata Bubu dengan riang. Diiringi dengan senyum bahagia dan perkataan, “Ayah kesayangan Bubu pulaaang”. Sambil mengecup lengan suaminya….*entah kenapa kata-kata Bubu yang ini bikin saya merinding. Brrr….

Lalu gelak tawa pun pecah di antara audience yang saat itu hadir. Pasalnya Ayah Indra berkata “Iniii….Ayah bawakan bayi.”

Hehhee…..audience pun berteriak, “Anak siapaaa, kang?”

Serrruu….
Dan drama ini diakhiri dengan Farid yang tiba-tiba muncul dari balik pohon yang dipegangnya. Aaahh….I love their home team! ^^

1464002185741
Poster Family Project dari Bubu dan Kang Indra family.

Penampilan selanjutnya sharing mengenai poster yang telah dibawa oleh 4 keluarga. Diawali dari keluarga Bubu Wiwik dan Kang Indra (lagi), karena mengkondisikan si bayi yang sudah mulai lelah memang sungguh tidak mudah.

Keluarga Bubu membawa 2 poster. Poster pertama menggambarkan their daily activity. Dengan mengangkat tema “Home Sweet Home“, Bubu dan kang Indra sering sekali memberi stimulasi kepada anak dengan beberapa family project. Bisa diisi dengan percobaan sains, melatih kemandirian anak (life skill), melatih motorik dan sensori play, imaginative play, story telling, art and craft, dan ada beberapa kegiatan insidental, seperti playdate dan tour de talent.

Tak banyak penjelasan Kang Indra tentang poster pertama, karena Bubu sering juga berbagi ilmu melalui timeline di fb, IG dan facebook. Kalau mau kepoin lebih banyak tentang keluarga Bubu, bisa follow :
Blog : wiwikwulansari.wordpress.com
IG@wikowiku
FB : Wiwik Wulansari

Banyak inspirasi melalui tulisan-tulisan beliau. Sederhana dan tidak terlalu banyak teori. Banyak gambar yang memudahkan pembaca memahami maksud dan ditambah lagi dengan penjelasannya secara scientific. Awesome!

Penjelasan poster selanjutnya mengenai rencana Bubu dan Kang Indra sekeluarga dalam menyambut Ramadhan 1437 H kali ini melalui Ramadhan Project. Value yang ingin ditanaman adalah Ramadhan adalah bulan yang dinanti. Jadi diharapkan anak justru menyambut Ramadhannya daripada Lebaran. Dengan cara, mengajak anak-anak untuk bangun sahur. Karena tahun ini, rencananya Farid (putra pertama Bubu yang berusia 4 tahun) akan diajak shaum meskipun tidak dituntut untuk full seharian.

Strategi yang dilakukan adalah saat membangunkan anak-anak, Ayah akan membangunkan dengan alat musik (seperti marakas yang telah dipersipakan bersama) kemudian melakukan hal-hal yang disukai anak. Misalnya, anak senang sekali melakukan kegiatan fisik, seperti bermain bola. Maka sebelum sahur, Farid diajak bermain bola dahulu.

Tak lupa, keluarga ini pun menyiapkan reward yang kece banget. Kata Ayah Indra, anak-anaknya suka sekali dengan cokelat. Maka, Bubu akan selalu menyediakan cokelat di rumah.

1463947946599
Poster Ramadhan Project Family ala Bubu’s family.

Dilanjutkan sharing dari keluarga hebat yang kedua, keluarga Mesa dan Rachmad. Kagum saya dengan keluarga kecil ini. Keadaannya kurang lebih sama seperti saya, sama-sama orang perantauan, sama-sama dari Jawa Timur, namun ilmunya sungguh diterapkan setelah diperoleh dari suatu majelis. Salah satu catatan dari sharing Abi Raysa ini adalah tema yang diangkat keluarga mereka.

Griya Riset.
Yang berarti Griya adalah rumah dan Riset sendiri artinya penelitian.

Dalam keluarga kecil ini selalu dibiasakan bertanya dan berdiskusi. Bahkan dari hal terkecil sekalipun. Tak jarang apa yang dilakukan selalu ditanyakan, apa kebermanfaatannya setelah mengikuti kegiatan ini. Lalu setelah bertanya, selalu ada challege. Bagaimana menerapkan dalam rumah tangga mereka. Selain kebiasaan bertanya, keluarga ini juga menerapkan pembiasaan yang islami. Karena sebaik-baik teladan bagi anak mereka, si cantik Raysa yang saat ini menginjak usia 2 tahun adalah melihat dan meniru.

1463948279086
Mesa dan swami (Rachmad).

Pendekatan yang dilakukan dalam keluarga ini adalah Iman, Islam dan Ihsan. Karena konsep bahagia hakikatnya adalah

  • Hati yang bersyukur
  • Pasangan yang sholih / sholiha
  • Anak yang sholih / sholiha
  • Semangat menuntut ilmu
  • Rejeki yang halal
  • Usia yang berkah
  • Lingkungan yang kondusif

Keluarga kecil ini kerap membiasakan hal-hal kecil namun konsisten, seperti membiasakan berdoa untuk mengawali dan mengahiri aktivitas, tidak menonton televisi, dan melatih kemandirian Raysa untuk makan sendiri. Tak heran saat penampilan anak di panggung kecil saat itu, Raysa banyak menghapal doa-doa pendek.

Raysa pun memiliki aktivitas yang tak jauh berbeda dengan keluarga Bubu. Bermain dengan sains, bersosialisasi dengan teman (tetangga), membiasakan untuk sholat berjamaah dan membacakan dongeng.

Untuk bersosialisasi dengan tetangga, Raysa diberi waktu yang berkualitas. Tidak berlebihan, namun bermanfaat. Kala ada teman yang sakit, Raysa diajarkan untuk berempati dengan menjenguk teman tersebut dan mendoakannya. Untuk kegiatan mendongeng, Bunda Mesa ini sangat tertarik untuk menulis dongeng sendiri untuk anak-anaknya. Jadi tak heran kalau sangat kreatif. Emm, satu hal yang sangat berkesan ketika bertemu dengan Mesa adalah saat mendidik anak semata wayangnya, ia selalu menggunakan lagu. Sehingga Raysa tumbuh menjadi anak yang mudah berkomunikasi dengan orang baru. Kerren!

Tulisan mengenai parenting dan tumbuh kembang anak dapat dibaca di
Blog : griyariset
FB : Mesa Dewi

Sharing berlanjut dengan keluarga berikutnya. Beliau adalah seorang sahabat yang pertama kali mengenalkan saya dengan komunitas Ibu Profesional ini. Yup…yup! Keluarga Bunda Isti Khairani dan Ayah Aryo Wisyasmoro. Kedua putrinya sahabat dekat dengan anak kami juga. Kaka Fara dan adik Gina. Keluarga luarbiasa ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Masalah prestasi dan passion, keluarga ini megang banget laaah….

Kesederhanaan yang saya lihat dalam berkata dan bersikap, membuat saya selalu menjadi stalker keluarga Bunda Isti. Dari mulai bagaimana Bunda mengatur waktu bersama kedua buah hatinya di sela-sela kesibukannya mengembangkan passion Bunda yaitu mengajar. Karena motto beliau “Sharing is Caring“, sampai bagaimana menjaga hubungannya dengan suami dan keluarga besar masing-masing agar tetap balance dan harmonis.

1463948430437
Kekompakan keluarga Teh Isti dan suami

Rahasia kekompakan keluarga kecil ini adalah komunikasi dan selalu adakan agenda nge-date berdua. Baik dengan pasangan, anak maupun orangtua. Yang saya bayangkan saat itu adalah keluarga Bunda ini well-planned sekali. Karena di saat nge-date pun disarankan sudah membuat catatan kecil, semacam kerangka, apa saja yang harus diomongkan. Agar dalam waktu yang singkat, bisa tersampaikan segalanya.

poster
Family Project keluarga Bunda Isti dan Ayah Aryo

Dengan mengangkat tema Happy Family Team, keluarga ini sudah menetapkan 7 Core Value bagi keluarga mereka, yakni :

  • Iman
  • Family
  • Jujur / Amanah
  • Balance
  • Love
  • Meaningful
  • Learning

Nilai yang ingin dipegang adalah kebermanfaatan untuk lingkungan luas, bukan untuk menghasilkan sesuatu bagi diri sendiri. Maka dari itu, Bunda melepas karirnya di salah satu Bank terkemuka untuk fokus pada nilai yang dipegang tersebut. Dengan mendirikan Bumi Inspirasi, maka banyak inovasi yang telah dilakukan Bunda dan keluarga. Untuk yang ingin tahu lebih banyak tentang beliau, bisa buka di :

Blog : Bumi Inspirasi
FB (pribadi)  : Isti Khairani
(Bumins)       : Bumi Inspirasi Learning Centre

lambang
Bumi Inspirasi, Cisitu Indah VI no. 188, Bandung.

Tak terasa, keluarga terakhir yang berbagi kisah mengenai Family Project adalah keluarga Teh Tina dan kang Angga. Dari posternya yang berbentuk target panah, saya awalnya hanya berasumsi, mungkin karena ingin mengambil tema warna-warni. Ternyata asumsi saya salah total. Memang keluarga ini memiliki passion yang sama, yaitu olahraga memanah.

Yang awalnya hanya kang Angga, dan kemudian bisa merebak virus “suka memanah” ini ke istri dan ketiga anak beliau. Kang Angga memang sangat bersemangat ketika menceritakan tentang hobinya itu.

1463948553138
Teh Tina dan Kang Angga menjelaskan Family Project mereka.

Kata-katanya sangat lancar mengalir bercerita mengenai Family Branding keluarga mereka, yakni P3 (dibaca : Pi three) – Pemanah – Pembelajar – Pemberi. Kata-kata yang sangat membekas dari keluarga teh Tina adalah

Karena surga bukan tempat biasa, maka usaha yang dilakukan pun sudah seharusnya bukan usaha yang biasa-biasa pula.

Maka dalam rangka mendidik anak-anak, beliau sangat kreatif. Seperti ada budget khusus untuk membeli buku, tahfiz reward untuk ketiga anaknya, recycle project.

Untuk reward, keluarga teh Tina menerapkan reward yang tidak harus selalu mahal dan berupa barang. Bahkan pelukan dan kecup kasih sayang pun bisa dijadikan reward.

Misalnya, hari ini shaumnya berhasil full seharian, maka anak diminta untuk memanah balon yang sudah direkatkan di tembok yang di dalamnya sudah di isi kertas berisi hadiah atas pencapaiannya hari itu. Momen perasaan deg-degan menanti “Kira-kira akan mendapat hadiah apa?” itulah yang sangat dinanti anak-anak.

Alhamdulillah,
Silaturahim dengan sahabat-sahabat Institut Ibu Profesional yang senantiasa memberi inspirasi dan semangat. Melalui diskusi ini, saya jadi ada gambaran nyata yang selaras dengan Materi Matrikulasi yang saya ikuti.

Barakallah untuk ilmunya teteh-teteh dan akang-akang serta para mujahid-mujahidah kecil yang hadir hari itu . . .

Bandung hujan, 22 Mei 2016.

 

8 thoughts on “[Family Expo] Mini Perak 2016

  1. Mba leeend, reporter sejatiii… kece banet tulisannya. Menyerap materi dg luar biasa dan membahasakannya dg detil. Pembaca seolah2 jadi ikut hadir di acara tsb. Barakallah mba sayang :*

    Liked by 1 person

Leave a comment